Bagian (1)
Oleh: DR. H. Kurnali Sobandi, MM (*)
A. Pengertian
Idul Fitri adalah susunan kalimat majemuk, tarkib idhofah, struktur noun clauster yaitu kalimat yang terdiri dari 2 (dua) kata (‘Id) dan (al-fiṭri)
‘Id adalah bahasa arab berasal dari kata-kata ‘Idhu, melalui proses pergantian menjadi ‘Id yaitu huruf (wawu) diganti dengan huruf (ya) karena dalam keadaan mati (sukun) dan harakat huruf sebelumnya dibaca fathah, hal ini dianggap berat bagi lidah orang Arab. Kemudian harakat huruf sebelum (ya) diganti dengan harakat kasrah (dibaca kasrah) karena untuk menyesuaikan dengan huruf (ya) mati. Sehingga menjadi ‘Id.
1. ‘Id Arti secara formal/fisik adalah, berulang dan kembali setiap tahun. Sedangkan pengertian secara essensial ‘Idul Fitri adalah , kembali datangnya Allah pada hari itu kepada hamba-Nya dengan membawa kebaikan dan kebahagiaan khusus dengan diampuninya dosa-dosa
‘Id ketika digabungkan dengan kalimat lain atau ketika berdiri sendiri maka punya arti hari raya, sehingga kita mengenal kalimat (dua hari raya) yaitu , hari raya setelah menyempurnakan ibadah haji. Hari Jum’at adalah hari raya mingguan dan berkumpul dengan Tuhan di surga adalah Id hari raya di surga.
2. Al Fitri adalah bahasa Arab bentuk masdardannya adalah Al Fitri dan Al Fitrah
1) Al Fitrah
Memiliki arti Fitrah Islamiyah dan agama yang benar sebagaimana yang ditunjukkan oleh Allah dalam Al-Qur’an Surah Al-Rūm Ayat 30
Artinya:” (sesuai) Fitrah Allah disebabkan Dia telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahanpada ciptaan Allah (itulah) agama yang lurus tetapikebanyakan manusia tidak mengetahui”.
Fitrah Allah maksudnya adalah ciptaan Allah. Manusia diciptakan Allah mempunyai naluri beragama tauhid. Kalau ada manusia yang tidak beragama tauhid maka hal itu menyalahi fitrah (tidak wajar). Demikian pula yang ditunjukkan oleh Rasulullah SAW dalam sebuah hadisnya.
Artinya:“Setiap bayi dilahirkan dalam keadaan fitrah Islamiyah, sesungguhnya lah kedua orang tuanya menjadikan mereka Yahudi atau Nasrani”.
Apabila memahami hadis tersebut hanya berdasarkan tekstual maka akan rancu. Karena pemahaman secara tekstual hadis tersebut menetapkan bahwa orang musyrik tidak bisa mewariskan kemusyrikannya pada anak-anaknya yang masih kecil sebelum dilakukan usaha mereka meyahudikan atau menasranikan anak-anaknya.
Hal ini tidak benar Pemahaman hadis yang tepat adalah dengan pendekatan tekstual dari kontekstual secara bersamaan.
Pemahaman hadis secara kontekstual yaitu ketika anak belum balig dan keteguhan kedua orang tua terhadap agamanya adalah menjadi alas an bahwa anak mengikuti agama kedua orang tuanya, inilah yang menjadi penyebab Yahudi atau Nasrani seorang anak. Karena menurut Al-Bayhaqi mengutip sabda Rasulullah SAW.;
Artinya:“Rasulullah SAW. telah menetapkan hukum anak sebelum jelas kafir dan sebelum memilih kafir menurut pilihan mereka sendiri, maka disamakan dengan hukum Bapak-bapaknya dengan apa yang berhubungan dengan masalah dunianya”. Sedangkan pemahaman dari sudut tekstual hadis adalah setelah balig dengan adanya kekafiran dari sang anak.
Jadi Idul Fitri berarti kembali kepada fitrah Islamiyah, kembali suci setelah dibersihkan dengan puasa Ramadhan satu bulan lamanya dan disempurnakan dengan mengeluarkan zakat fitrah dan maaf memaafkan dari alah dan khilaf di antara sesama.
2) Alfitri
Maka ketika ‘Id digabungkan dengan Fitri adalah berarti kembali buka atau kembali tidak berpuasa dimulai dengan tenggelamnya matahari.
Idul fitri juga nama untuk hari raya, merayakan atas kesempurnaan pelaksanaan ibadah puasa di bulan Ramadhan sebagaimana Idul adha adalah hari raya merayakan atas kesempurnaan pelaksanaan ibadah haji. (Bersambung)
(*) Pengasuh Pesantren Barokah Darurrohman Sukawangi Kabupaten Bekasi
Berita Lainnya
TERPOPULER BULAN INI
Pengunjung hari ini : 242
Pengunjung Bulan ini : 346939
Total Pengunjung : 3203456