CIKARANG PUSAT - Pemkab Bekasi telah melakukan pengukuran kualitas udara (tingkat polutan udara) di setiap Puskesmas di Kabupaten Bekasi. Dari hasil pengukuran itu diketahui kualitas udara di bawah 150 mikrogram.
"Artinya masih kondisi normal. Kemudian untuk pengecekan luar ruangan di kawasan industrinya di GIIC di kawasan dekat kita, itu ada diangka 98 mikrogram, artinya juga kondisi normal," ungkapnya usai memimpin rapat pimpinan evaluasi anggaran dan pelaksanaan kegiatan pembangunan, di ruang KH. Ma'mun Nawawi, Kompleks Pemkab Cikarang Pusat pada Selasa (05/09/2023).
Dani Ramdan melanjutkan, meskipun Kabupaten Bekasi berada di wilayah Jabodetabek, kualitas udara di wilayah ini relatif normal. Berbeda dengan polusi udara yang berada di wilayah Jakarta.
Dari sisi kejadian, penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) mengalami tren penurunan kasus di Kabupaten Bekasi terhitung per Mei - Juli 2023. Ini menjadi indikator kedua kualitas udara masih normal.
"Yang Agustus datanya sedang kita tunggu, apakah ada kenaikan atau tidak. Tapi walaupun begitu kita harus melakukan upaya-upaya," tuturnya.
Upaya yang dilakukan ini seperti menginstruksikan Dinas Perhubungan melakukan pengecekan Uji Emisi kendaraan pribadi.
"Untuk kendaraan penumpang kan rutin dilakukan ya, kenapa karena memang kecurigaan atau indikasinya polusi udara ini lebih banyak akibat kendaraan bermotor daripada industri. Mudah-mudahan dalam 1 atau 2 minggu ke depan kita sudah mendapat hasil dari uji emisi ya," harapnya.
Seandainya menurut Dani, nanti didapatkan ada kasus ISPA akan dilakukan pengobatan gratis dari Dinas Kesehatan Kabupaten Bekasi.
Sementara itu Kepala Dinas Kesehatan, dr. Alamsyah menegaskan belum ada tren meningkat kasus ISPA akibat dari perubahan cuaca dampak El-Nino maupun polusi. Berdasarkan data yang dimilikinya, di bulan Mei tercatat 12.995, Juni 8.945 sedangkan bulan Juli turun ke 7.803.
"Artinya apa, tren penyakit ISPA 3 bulan terakhir tidak ada peningkatan malah terjadi penurunan. Ini dilihat dari kumulatif 4 golongan umur 0-5 tahun, 5-9 tahun, 9-60 tahun, dan di atas 50 tahun, totalnya seperti itu. Artinya dampak El-Nino terhadap penyakit ISPA tidak ada kenaikan. Tetapi kita lihat di Agustus," jelasnya.
Meski begitu, pihaknya akan melakukan pencegahan dalam bentuk sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat kaitan dengan perubahan cuaca ini.
"Kemudian bagaimana efeknya, bagaimana caranya menghadapinya. Kedua, akan menyiapkan obat yang ada di Puskesmas dan Rumah Sakit untuk ISPA ini ditambah. Lalu koordinasi lintas sektor di minggon, bagaimana kalau terjadi peningkatan ISPA," katanya.
Repoter : Fajar CQA
Editor : Fuad Fauzi
Berita Lainnya
TERPOPULER BULAN INI
Pengunjung hari ini : 6130
Pengunjung Bulan ini : 352827
Total Pengunjung : 3209344