CIKARANG UTARA – Pandemi Covid-19 tak membuat warga berhenti mencari nafkah. Tak terkecuali para pedagang bendera merah putih musiman. Meskipun di masa PPKM tahun ini pemerintah melarang lomba 17 Agustusan karena berpotensi menimbulkan kerumunan, namun tidak menyurutkan semangat warga untuk mengibarkan sang saka merah putih di pemukiman atau perkantoran.
Hamzah Jamhari (46), pedagang asal Desa Lemahwungkuk, Kota Cirebon. Lelaki paruh baya itu, selalu berkeliling berharap ada yang membeli.
Di Jalan Ki Hajar Dewantara, Kecamatan Cikarang Utara, gerobak dengan kibaran bendera merah putih bergelantungan. Kibarannya melambai-lambai seakan menyapa dan menyemangati para pengguna jalan agar tak menyerah meski Ibu Pertiwi tengah berduka karena Corona.
"Sebelum Corona, tahun 2017 -an lah. Rame, saya tiap tahun jualan ke Bekasi. Pasti habis, tapi kondisi sekarang pembeli jarang,” katanya.
Sejak tanggal 5 Agustus 2021, dirinya sudah berkeliling ke tiap wilayah di Kabupaten Bekasi. Bendera merah putih sendiri, ia peroleh dari tukang jahit yang memproduksi bendera di Lemah Abang, Kecamatan Cikarang Utara.
"Bendera saya beli juga, terus saya keliling. Ada banyak tukang jahit bendera merah putih, sekali di sana (Lemah Abang), ada juga penjahit bendera merah putih di daerah Cikarang Pusat,” jelasnya.
Untuk harga jualannya sendiri, Hamzah menjelaskan, untuk bendera Umbul-Umbul Rp 25 ribu satu. Sedangkan, bendera merah putih berukuran besar Rp 35 ribu. Yang pasti, beda ukuran berbeda pula harganya.
"Kalo keuntungannya tergantung dari banyaknya yang laku. Kalau musim pandemi sekarang ini, balik modal aja udah alhamdulillah. Kalua dulu, saya bisa dapet Rp 5 Juta tiap bulan Agustus,” ungkapnya.
Setelah habis Bulan Agustus, sisa bendera yang belum terjual biasanya disimpan untuk Agustus tahun berikutnya. Namun, ada juga beberapa bendera yang diberikan Hamzah secara cuma- cuma untuk sekedar menyambut Hari Kemerdekaan Republik Indonesia.
"Tahun ini saya tidak banyak membeli barang. Dari sejak tanggal 1 Agustus sampai sekarang, saya baru bisa menjual 15 bendera merah putih. Biasanya, kalau sudah deket gini saya sudah ngambil barang lagi,” tukasnya.
Sulitnya berjualan bendera merah putih juga dirasakan seorang pedagang bernama Kardi (51). Lelaki yang mangkal di Jalan raya Cikarang- Sukatani. Kata dia, pemberlakuan PPKM berimbas pada penjualan bendera.
"Jalanan juga kan sepi. Bisa dibilang, yang lalu-lalang cuma warga sekitar aja. Kalaupun ada yang beli ya alhamdulillah,” katanya.
Baginya, bendera merah putih untuk persiapan momentum 17 Agustus tahun ini adalah sumber rizki tahunan. Selama dua minggu di masa PPKM, dirinya sudah menjual 36 bendera dengan berbagai ukuran.
Meski terbilang cukup menguntungkan, namun Kardi mengatakan penjualan bendera merah putih masih lebih ramai ketika sebelum ada Corona.
"Tapi sekarang Alhamdulillah sudah mulai rame lagi. Saya sedikit bersyukur, bahkan belum lama ada yang membeli dua lembat bendera merah putih,” kata dia.
Reporter : Dani Moses
Editor : Yus Ismail
Berita Lainnya
TERPOPULER BULAN INI
Pengunjung hari ini : 8
Pengunjung Bulan ini : 126762
Total Pengunjung : 4102490