CIKARANG PUSAT - Pemerintahan Kabupaten Bekasi melalui Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) merilis data realisasi investasi Kabupaten Bekasi per triwulan III dari Januari – September 2023.
Dari data tersebut Kabupaten Bekasi masih memperoleh predikat sebagai wilayah dengan realisasi investasi tertinggi di Provinsi Jawa Barat, yaitu senilai Rp 41,5 triliun lebih. Atau tepatnya Rp 41.586.299.607.234. Sementara diurutan kedua ditempati Kabupaten Karawang dan Kabupaten Bogor.
Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PMPTSP) Suhup mengemukakan, Kabupaten Bekasi masih menjadi jawara di tingkat provinsi dalam hal realisasi investasi. Suhup optimistis target yang diberikan Pemprov Jabar dalam realisasi investasi di Kabupaten Bekasi diangka Rp 50 triliun tahun 2023 dapat terwujud.
"Untuk sampai dengan Triwulan III ini, kita sudah mencapai Rp 41,5 triliun. Ini luar biasa. Untuk di Jawa Barat kita masih jawara. Masih jauh dibanding kota lain yang ada diposisi 2 dan 3," ungkap Suhup di kantornya pada Selasa (31/10/2023).
Dia menuturkan, optimismenya ini bukan tanpa sebab, tetapi karena melihat iklim investasi di Kabupaten Bekasi yang sangat baik, menjadikan investor terdorong berinvestasi di wilayah Kabupaten Bekasi. Selain itu upaya mendata investasi yang masuk ke Kabupaten Bekasi juga secara kontinyu terus dilakukan pihaknya kepada perusahaan.
"Tahun 2023 ini Kabupaten Bekasi ditargetkan kurang lebih sekitar Rp 50 triliun. Sekarang rilis dari BKPM datanya sudah keluar per triwulan 3 ini. Sesuai target dari provinsi ini, semoga sampai akhir 2023 bisa tercapai dan kita optimis, karena sampai hari ini, minat investor untuk datang dan menanamkan modal masih besar," ungkapnya.
Menurutnya, DPMPTSP selalu mengimbau agar para investor ini secara kontinyu terus melapor mengenai investasi yang ditanamkan di Kabupaten Bekasi agar pendataan realisasi investasi terus diupdate. Dia juga menjelaskan realisasi investasi yang tertinggi untuk Modal Asing, ditempati investor Jepang.
"Jadi memang untuk modal asing yang paling besar kita Jepang. Itu hampir Rp 10,2 triliun. Kedua itu Singapura hampir Rp 4,7 triliun. Kemudian Tiongkok hampir Rp 3,9 triliun, kemudian Korea Selatan hampir Rp 2,2 triliun," ucapnya.
Menanggapi tingginya realisasi investasi di Kabupaten Bekasi, Suhup mengharapkan agar dibarengi dengan penyerapan tenaga kerja lokal ini bisa lebih optimal. Tetapi warga Kabupaten Bekasi mesti bisa berlomba untuk memiliki standar keahlian yang ditentukan secara mandiri oleh perusahaan yang ada.
"Makanya kita berharap, agar tingginya realisasi investasi ini menyerap tenaga kerja lokal, tapi yang namanya perusahaan kan memang sudah punya standar kualifikasi untuk menerima pekerja, ini yang mesti diupayakan bersama," pungkasnya.
Dari data yang dirilis mengenai capaian realisasi ini terhitung dari investasi Penanaman Modal Asing (PMA) dan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) sampai dengan Triwulan III dari Januari - September 2023. Secara rinci investasi PMA ada di angka Rp 27.1 triliun sedangkan PMDN di angka Rp 14.4 triliun.
Sementara untuk sektor bisnis tertinggi ditempati oleh perumahan, kawasan industri dan perkantoran, senilai Rp 6.9 triliun kemudian sektor Industri kendaraan bermotor dan alat transportasi lain Rp 6.5 triliun. Posisi ketiga ada sektor Industri Logam, Mesin dan Elektronika Rp 5.4 triliun. Dari ketiga sektor ini sektor pertama menyerap 9.144 tenaga kerja, kedua, 4.302 tenaga kerja dan sektor ketiga 3.409 tenaga kerja.
Kemudian jika dihitung penyerapan tenaga kerja di Provinsi Jawa Barat, Kabupaten Bekasi telah menyerap sekitar 37.175 tenaga kerja, sementara di bawahnya ada Kabupaten Karawang 26.125 tenaga kerja, dan Kabupaten Bogor sebanyak 23.547 tenaga kerja. Dari PMA menyerap tenaga kerja sebanyak 21.730 tenaga kerja, dan dari PMDN menyerap 15.445 tenaga kerja.
Reporter : Fajar CQA
Editor : Fuad Fauzi
Berita Lainnya
TERPOPULER BULAN INI
Pengunjung hari ini : 592
Pengunjung Bulan ini : 331954
Total Pengunjung : 3188471